Peristiwa enam tahun silam masih membekas di ingatan kalangan pengusaha wanita yang bergabung dalam satu WhatsApp (WA) Group. Diawali kepedulian pada umat, kiprah Anne Sri Arti menolong petani tomat di Sukabumi, Tasik dan daerah sekitarnya saat itu memang tergolong unforgottable, sungguh tak terlupakan.
Saat itu para petani tomat tidak mau memetik hasil panennya karena harga pasaran yang anjlok. Buah dibiarkan membusuk di atas pohonnya karena harga jual tomat dibanding harga upah buruh petik justru lebih mahal upah petiknya.
Padahal sebenarnya yang terjadi adalah pasokan berlebih dari tomat ini akibat pola tanam yang belum di tata dengan baik, selain memang semua jalur distribusi tomat dikuasai oleh bandar.
Sementara pabrik-pabrik besar yang memproduksi saos tomat dengan bahan baku buah tomat hanya menyerap hasil petani yang sudah punya kontrak tanam dengan mereka saja.
Tindakan apa yang dilakukan Anne untuk mendobrak pasar ? Jualan online melalui WA itulah yang dilakukan pada jaringan bisnisnya padahal saat itu aplikasi jualan online yang marak di era pandemi global COVID-19 dan aplikasi sejenis lainnya seperti saat ini belum ada.
Bukan hanya penjualan online yang mampu menyerap berton-ton tomat hasil panen rakyat setiap hari, semangat Anne Sri Arti, ibu dua anak ini dalam menularkan virus kepedulian umat ini luar biasa.
Dia mampu menggerakkan teman-temannya secara bersama memasarkan tomat di jaringannya masing-masing sehingga hidup petani tomat dan masalah yang dihadapi mereka teratasi.
Memanfaatkan bisnis jaringan, memastikan kepastian pasar, kepastian harga dan kepastian pembayaran sejak itu menjadi fokus utamanya dalam membina petani maupun peternak.
Padukan wirausaha & pemberdayaan
Kalau ada wanita pengusaha yang dari awal niatnya berwirausaha agar bisa memberdayakan umat maka Anne Sri Arti adalah orangnya. Saat orangtuanya memberikan nama maka doa keduanya agar Anne membuat hidupnya berarti bagi umat agaknya sudah build-in dalam dirinya.
Awalnya pada 2009, Anne Sri Arti, adalah pengolah susu murni yang memulai usahanya dengan modal sendiri sebesar Rp 1 juta untuk modal bahan baku dan Rp 5 juta uang pinjaman untuk membeli Freezer . Tentunya tidak mudah untuk sampai dititik stabil, 3 kali pinjaman tidak bisa diselesaikan karena penjualan yg tidak stabil dan freezerpun disita. Namun Anne tidak patah semangat. Dan di pinjaman ke 4 Anne menemukan solusinya lewat kepastian pasar .
Tekadnya hanya satu berwirausaha sekaligus memberdayakan masyarakat disekitar tempat tinggalnya di Sukabumi yakni peternak, pengolah serta pengemas produk olahan dari susu.
Lewat usaha yang diberi nama Makmur Agro Satwa ( MAS) dia menciptakan makanan dan minuman yang berbahan dasar susu. Di tangan Anne bahan tersebut bisa diubahnya menjadi susu pasteurisasi, yoghurt, permen susu, snack susu hingga pudding susu.
Dia juga pengumpul susu dari para peternak dimana harga beli seliter susu murni darinya sekitar 40% lebih tinggi ketimbang harga di KUD. Setiap hari, Anne berkeliling menyambangi para peternak sapi, menjadi konsultan, mengajar pengolahan dan pemasaran susu.
Bersama suaminya, Sentot Joko Priyono, dia membuat kelompok peternak sapi perah bernama Makmur Argo Satwa itu yang akhirnya kini menjadi Holding Company, melahirkan sedikitnya sembilan perusahaan.
Agar semua pasokan susu terserap, Anne putar otak membuat program Gerakan Minum Susu ( Gerimis) dan memasarkannya ke sekolah-sekolah.
Dia tidak meminta sekolah menggunakan anggaran pemerintah untuk menyehatkan jiwa dan raga siswa,
Cukup dengan mengizinkan produk olahannya masuk ke sekolah-sekolah dalam kemasan plastik es mambo seharga Rp 1000/buah. Program bernama Gerimis Bagus Mandiri ini menjaring 368 SD di Sukabumi dan Bogor serta menjadi program yang mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negri.
Dukungan keluarga terutama suami yang pada 2011 membentuk Gabungan Kelompok Ternak ( Gapoknak) menjadikan keduanya sibuk melakukan pembinaan dan pengembangan peternak di Indonesia.
Pembinaan dari hulu -hilir
Selain dibanjiri dengan berbagai penghargaan nasional dan internasional, kiprah Anne yang fokus pada semua produk peternakan dan pertanian mengantarnya menjadi pemenang Ernest & Young Entrepreneurial Winning Women ( EY EWW) 2014.
Siapa sangka pemberdayaan dengan uang receh Gerimis Bagus Mandiri justru membuat Anne mampu atasi
masalah pangan yang menyangkut hak hidup dan kebutuhan masyarakat banyak.
“Orientasinya harus kepada kesejahteraan petani dan peternak. Sebelum melakukan pembinaan pastikan mengawal proses mereka dalam berproduksi dari hulu hingga hilir. Inshaa Allah ketika Allah ridha dengan usaha kita maka pintu-pintu rejeki lainnya terbuka,”
Bagi Anne yang melibatkan Allah SWT dalam setiap aktivitasnya maka tidak pernah membuat otak Anne berhenti berfikir untuk bersinergi dengan berbagai pihak. Tak heran di media sosialnya terpampang aktivitasnya bersama pimpinan tertinggi TNI dari Angkatan Darat, Laut, Udara serta instansi lainnya.
” Para petinggi TNI itu manusia biasa yang juga berasal dari desa. Jadi ketika dijelaskan konsep kedaulatan pangan bagi bangsa ini dan apa itu kepastian pasar, kepastian harga dan kepastian pembayaran maka semua ingin terlibat dalam mensejahterakan umat,” kata Anne Sri Arti dengan antusias tinggi dan wajah berbinar-binar.
Masya Allah, baru bicara lisan soal peduli umat saja kebahagiannya meningkat. Tak heran ditangannya kemudian lahir koperasi unit usaha yang kini telah menjadi anak – anak perusahaan.
Perusahaan itu meliputi kegiatan on farm, suplier, fresh market, consulting, social invesment program, pengolahan produk pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, cafe, catering dan pelatihan.
Hal yang mencengangkan adalah sejak masuk dan berdomisili di Jakarta tahun 2014, usaha induknya PT MAS sudah melahirkan 9 anak perusahaan yaitu PT Aren Mas Nusantara, PT MAS Raja Agro Nusantara, PT SAGL, PT Agrinesia Global Semesta, PT RBI, dan PT Nusantara Raja Makmur.
Masih ada PT Rajatani Agro Nusantara, perusahaan yang didirikannya bersama pengusaha nasional Rahmat Gobel, mantan Menperindag dan Wakil Ketua DPR -RI.
Hidup di era digitalisasi mendorong Anne juga mendirikan PT Raja Bisnis Indonesia yang menghubungkan petani binaan dengan line bisnisnya masing-masing.
” Menjalankan Agribisnis harus mengikuti perkembangan jaman sehingga para petani, peternak binaan sudah terigistrasi, ada kalender tanam, kapan saat produksi, kepastian pemasaran, harga dan pembayarannya dengan IT System,” kata Anne.
Masuknya si sulung drh Arighi Geraudi MM, MBA ke bisnis ini juga melahirkan usaha baru. Dia yang memimpin PT MAS Raja Agro Nusantara dan membuat usaha baru bersama teman-teman sesama milenial yaitu PT Raja Bisnis Indonesia
Usaha ini punya misi menjadikan kalangan milenial tertarik investasi agribisnis dengan baik dan benar. Petani binaan yang sudah terdaftar sudah jelas jadwal panen dan pasar produknya sehingga kelak bangsa ini punya kedaulatan pangan yang nyata.
Agaknya sehari-hari hukum law of attraction melengkapi hidup Anne Sri Arti sehingga mendorongnya untuk terus berlomba-lomba berbuat kebaikan dan tahun 2022 mendatang sudah ada war room, semacam sentral data yang terpusat dari semua binaan.
” Berbisnis itu jangan hanya orientasi proyek, percayalah jika mengawali dengan kepedulian maka kreativitas seakan tidak ada habisnya karena arahan dan petunjuk datangnya dari Sang Pencipta rukh kita, Sang Khalik,” ujarnya.
Kini Anne memang sibuk dengan beragam aktivitas mengembangkan pasar segar, menyortir cabe untuk suplai industri, pembuatan demplot untuk pelatihan masyarakat hingga ekspor berbagai produk rempah keberbagai negara.
“Prospek ekspor rempah cerah keberbagai negara diantaranya AS , Thailand, Myanmar. India, Malaysia, Arab Saudi dan Korea dll ” jelasnya.
MAS Group bersama petani binaan menghasilkan juga berbagai olahan hasil pertanian seperti : berbagai varian sambel kualitas ekspor untuk sambel bawang, sambal cumi. sambel terasi, sambel cabe ijo, sambel tomat, buah segar premium sampai kelapa segar premium dll.
Hidup tenang, damai dan tercerahkan menjadi ritme aktivitasnya sehari-hari apalagi kini keluarga kecilnya sudah diramaikan kehadiran menantu. Anne hanya melepas senyum penuh keikhlasan ketika ditanya apakah pernah menghadapi ujian hidup ?
” Masya Allah selama manusia hidup selalu ada ujian. Investasi kami di Kalimantan sebesar Rp 2,8 miliar raib karena mitra kerja yang tidak jujur. Allah Maha tahu, jangan khawatir,” katanya ringan menutup obrolan.