Kepala Dinas Perkebunan Riau, Zulfadli, mengatakan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit periode 27 Juli sampai 2 Agustus 2022 di Riau mengalami kenaikan pada setiap kelompok umur kelapa sawit.
Jumlah kenaikan terbesar terjadi pada kelompok umur 10 – 20 tahun sebesar Rp 285,89/Kg atau mencapai 17,32 persen dari harga minggu lalu. Harga pembelian TBS petani untuk periode satu minggu ke depan naik menjadi Rp 1.936,81/Kg.
“Kenaikan harga TBS ini disebabkan faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal naiknya harga TBS periode ini disebabkan terjadinya Kenaikkan harga jual CPO dan Kernel dari perusahaan yang menjadi sumber data. Sementara dari faktor eksternal, harga minyak sawit mentah Crude Palm Oil (CPO) melesat naik,” kata Zulfadli, Selasa (26/7/2022).
Ia menjelaskan harga jual CPO, PTPN V menjual CPO dengan harga Rp 8.995,00/Kg dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp 1.364,80/Kg dari harga minggu lalu. Sinar Mas Group menjual CPO dengan harga Rp 8.774,35/Kg dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp 1.302,50/Kg dari harga minggu lalu.
PT. Astra Agro Lestari Group menjual CPO dengan harga Rp 8.900,00/Kg dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp 1.430,00/K.
Kemudian untuk kernel, PTPN V, Sinar mas Group, dan CRS tidak melakukan penjualan pada minggu ini. PT Astra Agro Lestari menjual kernel dengan harga Rp 4.900,90/Kg dan mengalami kenaikkan harga sebesar Rp 396,40/Kg.
Sementara PT Asian Agri menjual kernel dengan harga Rp 4.533,00/Kg, meningkt harganya sebesar Rp 381,00/Kg. Sedangkan PT. Musim Mas menjual kernel dengan harga Rp 4.370,00/Kg.
Zulfadli mengatakan, kenaikan harga CPO kemarin mengekor kenaikan minyak saingan, yakni minyak kedelai. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade ditutup naik 1,7 persen dan harga minyak kedelai di Dalian berakhir melesat 5,2 persen, yang menjadi kenaikan terbesar sejak empat bulan terakhir.
Dia menambahkan, harga minyak kedelai yang melonjak tersebut dipicu kekhawatiran akan cuaca dan short-covering. Minyak sawit dipengaruhi pergerakan harga minyak terkait, karena persaingan mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
Ekspor 8,5 Ribu Ton Cangkang
Terpisah, Pemprov Bengkulu melalui PT Inti Persada mengekspor 8,5 ribu ton cangkang sawit ke Thailand. Ekspor perdana itu akan berlanjut setiap bulannya.
Asisten II Setda Provinsi Bengkulu, Fachriza Razie, Selasa (26/7/2022) mengatakan pemerintah sangat mengapresiasi ekspor cangkang sawit ke Negeri Gajar Putih itu guna menjaga surplus neraca perdagangan komoditas ekspor.
“Kami sangat mengapresiasi, sebab pertama kalinya Bengkulu melakukan ekspor melalui Pelabuhan Pulau Baai ke luar negeri,” kata Fachriza.
Dengan adanya kegiatan ekspor ini, katanya, dapat berkelanjutan dan ke depannya tidak hanya ekspor cangkang sawit, tapi juga ekspor komoditas lainnya. Seperti komoditas pisang dari Pulau Enggano yang juga berpotensi untuk diekspor.
CEO dan Founder Makmur Agro Satwa (MAS) Group, Anne Sri Arti menyebut, ini pertama kalinya mereka mengekspor dari Bengkulu menuju Thailand dengan menggunakan 1 kapal tongkang melalui Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.
“Tapi ke depan kita sudah kontrak dengan Thailand selama satu tahun untuk ekspor cangkang sawit ini, jadi setiap satu bulan kita akan mengirim satu kapal cangkang sawit, yang bermuatan 8,5 ribu ton,” ujarnya.